Informasi: Tren Jaket Urban dan Streetwear 2025
Trend fashion pria sekarang memang lebih cair: jaket urban dan streetwear jadi pusat perhatian, bukan hanya sebagai pakaian, tapi sebagai bahasa jalanan. Gue pribadi ngikutin layar Instagram, tapi juga mencoba melihatnya dari sisi kenyamanan dan fungsi. Ada jaket kulit sintetis yang ringan, ada bomber oversized, ada windbreaker dengan hood yang bisa dibawa kemana-mana. Yang bikin menarik adalah bagaimana bahan dan perawatan mempengaruhi nuansa gaya. Di kota seperti Jakarta atau Bandung, jaket-jaket itu jadi teman setia saat pagi berkabut, siang terik, atau hujan ringan di sore hari. Inti tren tetap sama: terlihat rapi, siap gerak, dan tidak bikin kantong bolong.
Secara garis besar, tren 2025 menekankan silhouette oversized, detail utilitarian, palet warna netral dengan aksen neon atau putih sebagai highlight. Jaket bomber panjang, windbreaker dengan hood, hingga jaket kulit sintetis model biker jadi andalan. Bahan kulit sintetis yang umum dipakai umumnya PU atau vegan leather, memberi kilap halus dan daya tahan air ringan. Di sisi lain, kulit asli tetap eksotik, tapi berat serta perawatan lebih ribet. Banyak brand juga mengeksplor finishing coated denim atau nylon bertekstur, yang ringan, tahan air, dan cukup awet untuk layering—sesuatu yang sering gue pakai saat keliling kota.
Opini: Mengapa Jaket Kulit Sintetis Jadi Pilihan Praktis
Secara jujur aja, kulit sintetis jadi solusi praktis buat gue sekarang. Harganya lebih ramah, perawatannya lebih mudah, dan bobotnya lebih ringan, sehingga cocok buat dipakai seharian di kota. Di bawah sinar matahari, PU dengan finishing matte tidak bikin gerah berlebihan dan tetap terlihat rapi saat diajak ngopi atau ke kantor secara santai. Ketika dipadukan dengan hoodie oversized dan celana cargo, vibe-nya tetap street tanpa terkesan berlebihan. Ini juga membuat gue bisa bereksperimen warna tanpa perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk musim ganti kulit asli.
Namun, trade-off-nya ada: patina alami kulit asli itu bagian dari karakter; PU tidak akan mengeluarkan aroma kulit atau perubahan warna yang sama seiring waktu. Jadi jika lo penggemar look “berusia”, kulit sintetis bisa terasa kurang ‘nyata’ setelah beberapa musim. Gue juga kadang merindukan kilau serta cerita di balik setiap goresan patina itu. Tapi untuk keseharian yang padat aktivitas—naik motor, Grab, atau jalan kaki panjang—the praktikalitas kulit sintetis sering lebih dibutuhkan daripada eksklusivitas materialnya.
Lucu-ish: Tips Merawat Jaket Agar Tetap Ngena di Jalanan
Gue sering ngerasa jaket itu seperti sahabat yang butuh perawatan rutin. Untuk PU, cukup gosok lembut dengan kain serat halus, hindari mesin cuci, dan simpan di hanger yang tebal supaya bentuknya tetap oke. Noda membandel cukup dibersihkan dengan sabun netral dan air hangat, tanpa menggosok terlalu keras. Gue pernah ngulang salah cuci dan hasilnya warna jadi kusam—pelajaran penting: perhatikan label, teman-teman. Kalau sering terpapar sinar matahari langsung, jangan lupakan proteksi ringan agar finishing matte-nya tidak berubah jadi pekat atau pudar secara tidak merata.
Kalau kulit sintetis terkena air, jangan dikejar-kejar dengan hair dryer atau panas berlebih. Biarkan kering secara alami sambil dijemur di tempat teduh. Gunakan conditioner khusus kulit sintetis kalau memang direkomendasikan merek tertentu, tapi pastikan formulanya lembut dan tidak membuat permukaan jadi licin. Intinya: perawatan terasa sederhana, tetapi konsisten membuat jaket tetap nampak “baru” lebih lama. Gue bilang, perawatan kecil hari ini mencegah drama besar di jalanan nanti.
OOTD Jalanan: Inspirasi Mix-and-Match untuk Gaya Jalanan
Bayangkan kombinasi: jaket urban hitam PU dipadukan dengan hoodie abu-abu, jeans slim, sneakers putih, dan beanie. Aturan sederhana: satu piece jadi fokus, sisanya netral. Misalnya jaket hitam dengan hoodie putih, denim gelap, dan boots matte, maka look jalanan tetap rapi tanpa terlihat memaksa. Warna-warna netral seperti hitam, abu-abu, dan cokelat muda memberi fondasi kuat untuk layering yang effortless.
Kalau ingin lebih playful, tambahkan aksen warna lewat aksesori kecil: strap jam tangan berwarna kontras, kaos grafis di bagian dalam, atau sarung tangan kulit tipis. Layering jadi kunci: tee longline di bawah hoodie, lalu jaket di atas, biar tampilan jalanan tetap dinamis. Untuk referensi visual dan ide-ide desain, gue sering cek di urbanjacketars, yang sering kasih contoh material, potongan, dan cara memadukan berbagai elemen tanpa kehilangan identitas streetwear. Gue suka bagaimana mereka menampilkan kombinasi yang terasa realistis untuk aktivitas harian—dari nongkrong hingga meeting santai di coworking.